Jumat, 16 Januari 2015

Mengikuti Pabbaja Samanera/Athasila Hanya Sebagai Formalitas
Pada jaman sekarang ini memang banyak Sangha yang menginginkan para remaja Buddhis untuk lebih mempunyai keyakinan kepada ajaran Buddha dan supaya para remaja Buddhis dapat dengan teguh selalu berlindung kepada Tri Ratna dan tidak akan pernah tergoyahkan oleh keyakinan umat lain. Sehingga berkenaan dengan hal tersebut Sangha selalu mengadakan kegiatan pabbaja samanera/athasilani diberbagai kota atau daerah yang ada di Indonesia saat liburan tiba.
Para Sangha berharap dengan adanya kegiatan ini para remaja Buddhis dapat membentuk karakter mereka sesuai dengan ajaran Buddha Dhamma. Karena semakin berkembangnya jaman moral remaja Buddhis semakin menurun dan banyak sekali yang melupakan ajaran Buddha. Bukan hanya Sangha yang mendukung adanya kegiatan ini, para orang tua dan umat Buddhis lain pun mendukung  sehingga banyak sekali para orangtua yang menginginkan anaknya mengikuti kegiatan ini. Para remaja Buddhis banyak sekali yang tidak memiliki minat dan niat untuk mengikuti kegiatan pabbaja ini, selain karena dibotak mereka juga merasa tidak bebas pada saat mengikuti kegiatan ini. Karena tidak adanya minat dari para remaja Buddhis ini banyak orangtua yang memaksa anaknya untuk mengikuti kegiatan ini, niat orangtua memang sangat baik yaitu supaya para anaknya dapat menambah kebajikan dan keyakinannya terhadap Tri Ratna.

Namun hal ini lah yang bertolak belakang dengan keinginan orangtua. Kebanyakan para anak yang mengikuti karena paksaan membuat mereka tidak bersungguh-sungguh melaksanakanya. Mereka hanya berpikir bahwa mengikuti kegiatan tersebut hanya sebagai formalitas sebagai umat Buddhis dan tidak ada niat untuk merubah karakter nya sesuai dengan Dhamma. Hal ini yang membuat tujuan diadakanya pabbaja tidak dapat sesuai yang dipikirkan, yang berharap dapat menambah kebajikan para remaja malah kebalikannya. Disini para remaja justru menumbuhkan perbuatan buruknya, karena melaksanakan ajaran Buddha hanya main-main dan tidak bersungguh-sungguh. Memang tidak semua remaja Buddhis yang ada di Indonesia ini mengikuti dengan terpaksa, ada yang mengikuti dengan sungguh-sungguh yang bertujuan untuk lebih memahami ajaran Buddha. Namun jika dibandingkan dengan yang melakukannya dengan main-main sangatlah jauh sekali. Hampir rata-rata remaja Buddhis sekarang susah untuk mengikuti kegiatan seperti ini dengan bersungguh-sungguh  dari dalam hati, serta banyak pula remaja Buddhis setelah mengikuti kegiatan ini berpindah keyakinan saat menikah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar