Selasa, 25 November 2014

Rasa Malu Ku Kalah Dengan Kameraku



Rasa Malu Ku Kalah Dengan Kameraku
Oleh : Eka Yeli Febriani
Kenapa malu itu harus ada ? dan kenapa malu itu harus ada dalam diriku yang membuat hidup ku semakin gelap karena Malu. Namaku fela aku adalah mahasiswi di sebuah Universitas bisa dibilang Universitas swasta yang tidak terkenal disuatu kota kecil. Aku hidup dalam sebuah keluarga yang sangat sederhana namun aku senang karena masih bisa melanjutkan cita-cita ku di Universitas ini, walaupun  kadang aku merasa bahwa hidup ku ini gelap sekali, iya mungkin karena rasa malu dan takut yang melekat di diriku ini yang membuat aku tidak tau indahnya dunia ini ,yang membuat aku merasa menjadi gadis yang terkucilkan dikampus. Sering aku berpikir  “kenapa aku harus ada didunia ini dengan rasa malu yang melekat  ?” ,selama 22 tahun aku hidup aku tidak pernah punya keberanian untuk mengungkapkan apa yang aku mau, apa yang aku rasakan dan apa yang ku butuhkan. Aku selalu memendam keinginan-keinginanku ini . “kenapa aku bisa seperti ini ?”,  hal itu yang selalu aku renungkan.  (ah mungkin emang ini takdir hidup yang harus aku jalani),ucapku dalam hati. Pada tanggal 30 november umurku genap 22 tahun, Aku berharap bahwa diumurku ini rasa Malu ku akan hilang, karena seorang gadis dewasa ini  selalu di ejek oleh teman-teman dikampus karena rasa malu itu. Pada momen ini aku diberi hadiah kamera digital oleh mama ku, mama yang selalu memotivasi ku untuk maju. Awalnya aku hanya menyimpan kamera ini karena aku memanggap bahwa benda ini tidak penting,tidak bisa dimanfaatkan dan tidak bisa merubah hidupku. Tapi pada suatu hari ketika aku berjalan-jalan di kota kecil ini tidak sengaja aku melihat sebuah pemandangan yang begitu menarik menurutku yang membuat aku ingat akan kamera itu, tak lupa aku pun memotretnya untuk aku jadikan pemandangan di kameraku. Semenjak kejadian itu ntah kenapa aku merasa ingin selalu menjadi gadis pemotret yang akhirnya akan menjadi gadis photographer. Kemana-mana aku selalu membawa kamera ku ini untuk memotret  sesuatu yang aku anggap berharga dan menarik. Hari pun semakin berjalan aku menjadi seorang gadis yang mempunyai hoby photographer. Karena  dengan foto lah yang membuatku berani, foto  yang menjadi media ku buat nyampein apa yang mau aku sampein dan foto lah yang membuat sedikit nyali ku muncul serta foto juga media aku untuk merekam hidup. Foto dapat mengingat kenangan yang ada dalam hidup aku.
Seperti biasa saat menjelang sore aku berjalan menuju rumah, setelah hampir seharian aku berada dikampus. Pada saat itu aku melihat seorang gadis cantik dan tinggi sedang mempotret-potret pemandangan kota kecil ini, tanpa disadari kaki ini berjalan menghampiri gadis tersebut. “hay, kamu suka motret ?”, Tanya ku kepada gadis cantik itu. “aku gak suka motret, tapi aku cinta motret” ,jawab nya. “Nama kamu siapa? Kenapa kamu suka motret ?”, ku lontarkan lagi pertanyaan penasaran ku ini. “Aku devi, aku suka motret karena saat sedih, dengan motret aku dapat menghilangkan rasa itu”. Dengan gembira aku pun langsung berkata “ aku juga suka motret “, “oh, ya kenapa kamu suka motret ?“,Tanya nya kepadaku. Aku adalah seorang gadis pemalu,yang susah ngungkapin apa yang aku rasain dengan foto lah aku mampu nyampein apa yang mau aku sampein” jawab ku. Waw alasan yang sangat bagus sekali, ucap nya. Karena alasan ini lah dia menyarankan ku untuk mengadakan sebuah pameran foto, aku sangat kaget saat dia mengucapkan itu, masa iya photographer abal-abal kaya aku mau ngadain pameran mana mungkin ada yang tertarik. “ucap ku dengan nada sedih “, Tetapi gadis cantik itu meyakinkan ku bahwa pasti foto-foto yang aku potret selama ini bagus-bagus karena alasan hobby ku ini. Iya sudah lah apa salahnya aku coba untuk melakukan saran gadis itu. Selama 3 hari aku menyiapkan bahan-bahan untuk pameran ku ini, akhirnya selesai juga persiapanku dan tiba saat pameran , aku tak menyangka bahwa banyak yang datang untuk melihat pameranku ini yang sebelum nya tidak pernah ada dalam pikiran ku. Disetiap bawah foto pameran, ku kasih sebuah tulisan yang sesuai dengan suasana foto tersebut. Pameranku ini aku beri nama “Hitam Putih”. Banyak yang bertanya-Tanya kenapa semua foto-foto pameranku ini hanya berwarna hitam putiih. Dengan santai aku pun  menjawab Karena Hidup .
Karena dalam suatu kehidupan itu ada yang nama nya hitam dan putih yaitu kebahagian dan kesedihan, seperti hidup yang aku alami ini. Hidup yang tadi nya aku anggap sangat gelap karena rasa malu, dengan berjalannya waktu menjadi hidup yang sangat terang Karena sebuah foto. Karena berkat foto lah aku menjadi gadis pemberani ,gadis yang sudah mampu menjelaskan keinginan nya dan kebutuhan nya, termasuk juga mampu menjelaskan satu persatu tentang foto yang aku pamerkan ini. Karena perubahan ini  aku mengucapkan terima kasih kepada mama dan seorang gadis cantik yang baru aku kenal itu,karena berkat kamera yang mama berikan yang dianggap sepele, mampu membuat gadis pemalu menjadi gadis photographer yang pemberani, dan berkat saran gadis cantik itu foto-foto ku menjadi terkenal dan banyak yang memesan foto ku. Dengan kamera ini lah aku bisa merubah hidup ku, hidup yang tadinya gelap, penuh dengan kesedihan karena rasa malu yang melekat kini menjadi hidup yang terang yang penuh warna-warni kehidupan seperti pemandangan-pemandangan yang sering aku potret. Perubahan ini semua terjadi karena usaha, usaha untuk merubah rasa malu menjadi berani.