Rasa Malu Ku Kalah Dengan Kameraku
Oleh
: Eka Yeli Febriani
Kenapa malu itu harus ada ?
dan kenapa malu itu harus ada dalam diriku yang membuat hidup ku semakin gelap
karena Malu. Namaku fela aku adalah mahasiswi di sebuah Universitas bisa
dibilang Universitas swasta yang tidak terkenal disuatu kota kecil. Aku hidup
dalam sebuah keluarga yang sangat sederhana namun aku senang karena masih bisa
melanjutkan cita-cita ku di Universitas ini, walaupun kadang aku merasa bahwa hidup ku ini gelap
sekali, iya mungkin karena rasa malu dan takut yang melekat di diriku ini yang
membuat aku tidak tau indahnya dunia ini ,yang membuat aku merasa menjadi gadis
yang terkucilkan dikampus. Sering aku berpikir
“kenapa aku harus ada didunia ini dengan rasa malu yang melekat ?” ,selama 22 tahun aku hidup aku tidak
pernah punya keberanian untuk mengungkapkan apa yang aku mau, apa yang aku rasakan
dan apa yang ku butuhkan. Aku selalu memendam keinginan-keinginanku ini . “kenapa
aku bisa seperti ini ?”, hal itu yang
selalu aku renungkan. (ah mungkin emang
ini takdir hidup yang harus aku jalani),ucapku dalam hati. Pada tanggal 30
november umurku genap 22 tahun, Aku berharap bahwa diumurku ini rasa Malu ku
akan hilang, karena seorang gadis dewasa ini
selalu di ejek oleh teman-teman dikampus karena rasa malu itu. Pada momen
ini aku diberi hadiah kamera digital oleh mama ku, mama yang selalu memotivasi
ku untuk maju. Awalnya aku hanya menyimpan kamera ini karena aku memanggap
bahwa benda ini tidak penting,tidak bisa dimanfaatkan dan tidak bisa merubah hidupku.
Tapi pada suatu hari ketika aku berjalan-jalan di kota kecil ini tidak sengaja
aku melihat sebuah pemandangan yang begitu menarik menurutku yang membuat aku
ingat akan kamera itu, tak lupa aku pun memotretnya untuk aku jadikan
pemandangan di kameraku. Semenjak kejadian itu ntah kenapa aku merasa ingin
selalu menjadi gadis pemotret yang akhirnya akan menjadi gadis photographer.
Kemana-mana aku selalu membawa kamera ku ini untuk memotret sesuatu yang aku anggap berharga dan menarik.
Hari pun semakin berjalan aku menjadi seorang gadis yang mempunyai hoby
photographer. Karena dengan foto lah
yang membuatku berani, foto yang menjadi
media ku buat nyampein apa yang mau aku sampein dan foto lah yang membuat
sedikit nyali ku muncul serta foto juga media aku untuk merekam hidup. Foto
dapat mengingat kenangan yang ada dalam hidup aku.
Seperti biasa saat
menjelang sore aku berjalan menuju rumah, setelah hampir seharian aku berada
dikampus. Pada saat itu aku melihat seorang gadis cantik dan tinggi sedang mempotret-potret
pemandangan kota kecil ini, tanpa disadari kaki ini berjalan menghampiri gadis
tersebut. “hay, kamu suka motret ?”, Tanya ku kepada gadis cantik itu. “aku gak
suka motret, tapi aku cinta motret” ,jawab nya. “Nama kamu siapa? Kenapa kamu
suka motret ?”, ku lontarkan lagi pertanyaan penasaran ku ini. “Aku devi, aku
suka motret karena saat sedih, dengan motret aku dapat menghilangkan rasa itu”.
Dengan gembira aku pun langsung berkata “ aku
juga suka motret “, “oh, ya kenapa kamu suka motret ?“,Tanya nya kepadaku.
Aku adalah seorang gadis pemalu,yang susah ngungkapin apa yang aku rasain
dengan foto lah aku mampu nyampein apa yang mau aku sampein” jawab ku. Waw
alasan yang sangat bagus sekali, ucap nya. Karena alasan ini lah dia
menyarankan ku untuk mengadakan sebuah pameran foto, aku sangat kaget saat dia
mengucapkan itu, masa iya photographer abal-abal kaya aku mau ngadain pameran
mana mungkin ada yang tertarik. “ucap ku dengan nada sedih “, Tetapi gadis
cantik itu meyakinkan ku bahwa pasti foto-foto yang aku potret selama ini
bagus-bagus karena alasan hobby ku ini. Iya sudah lah apa salahnya aku coba
untuk melakukan saran gadis itu. Selama 3 hari aku menyiapkan bahan-bahan untuk
pameran ku ini, akhirnya selesai juga persiapanku dan tiba saat pameran , aku tak menyangka bahwa banyak
yang datang untuk melihat pameranku ini yang sebelum nya tidak pernah ada dalam
pikiran ku. Disetiap bawah foto pameran, ku kasih sebuah tulisan yang sesuai
dengan suasana foto tersebut. Pameranku ini aku beri nama “Hitam Putih”. Banyak yang
bertanya-Tanya kenapa semua foto-foto pameranku ini hanya berwarna hitam
putiih. Dengan santai aku pun menjawab “Karena
Hidup “ .
Karena
dalam suatu kehidupan itu ada yang nama nya hitam dan putih yaitu kebahagian
dan kesedihan, seperti hidup yang aku alami ini. Hidup yang tadi nya aku anggap
sangat gelap karena rasa malu, dengan berjalannya waktu menjadi hidup yang
sangat terang Karena sebuah foto. Karena berkat foto lah aku menjadi gadis pemberani
,gadis yang sudah mampu menjelaskan keinginan nya dan kebutuhan nya, termasuk
juga mampu menjelaskan satu persatu tentang foto yang aku pamerkan ini. Karena
perubahan ini aku mengucapkan terima
kasih kepada mama dan seorang gadis cantik yang baru aku kenal itu,karena
berkat kamera yang mama berikan yang dianggap sepele, mampu membuat gadis
pemalu menjadi gadis photographer yang pemberani, dan berkat saran gadis cantik
itu foto-foto ku menjadi terkenal dan banyak yang memesan foto ku. Dengan kamera
ini lah aku bisa merubah hidup ku, hidup yang tadinya gelap, penuh dengan
kesedihan karena rasa malu yang melekat kini menjadi hidup yang terang yang
penuh warna-warni kehidupan seperti pemandangan-pemandangan yang sering aku
potret. Perubahan ini semua terjadi karena usaha, usaha untuk merubah rasa malu
menjadi berani.